April 15, 2010

Sabar dan Ikhlas

Ikhlas

Tanpa ikhlas, satu-satu amalan itu ditolak oleh Allah swt. Kita harus mengunci niat untuk ibadat atau amalan semata-mata kerana Allah dan untuk Allah. Ikhlas yang sebenar-benarnya ikhlas sudah tentulah bersih hati daripada unsur riyak, nifaq dan ujub. Kalam Allah tentang ikhlas sebagaimana Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dalam mengikhlaskan agama (ibadah) kepada-Nya”. (Surah al-Zumar:11); dan ini lagi Katakanlah: “Allah jualah yang aku sembah dengan mengikhlaskan amalan agamaku kepada-Nya”. (Surah Az-Zumar:14); "dan Dan tiadalah mereka disuruh melainkan supaya menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepada-Nya" (Surah al-Bayyinah : 5)


Sabar

Kalam Allah "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu", (QS. 2:45). Ingat cerita Nabi Yusuf , Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf" Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami"

"Sesungguhnya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik". (QS. 12:90). Imam al-Ghazali mengatakan, "Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu" Dengan demikian, sabar dapat berarti konsekuen dan kosisten dalam melaksanakan semua perintah Allah. Berani menghadapi kesulitan dan tabah dalam menghadapi cobaan selama dalam perjuangan untuk mencapai tujuan. Karena itu, sabar erat hubungannya dengan pengendalian diri, sikap, dan emosi. Apabila seseorang telah mampu mengontrol dan mengendalikan nafsunya, maka sikap/sifat sabar akan tercipta.Selanjutnya, sabar juga berarti teguh hati tanpa mengeluh, saat ditimpa bencana.

Jadi yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian Islam ialah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Dan dapat pula dikatakan bahwa secara umum sabar itu ialah kemampuan atau daya tahan manusia menguasai sifat destruktif yang terdapat dalam tubuh setiap orang. Jadi,, sabar itu mengandung unsur perjuangan, pergulatan, pergumulan, tidak menyerah dan menerima begitu saja.Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (kekayaan maupun kemiskinan). Jiwanya tidak bergoncang, tidak gelisah, tidak panik, tidak hilang keseimbangan, tidak berubah pendirian. Tak ubahnya laksana batu karang di tengah lautan yang tidak bergeser sedikit pun tatkala dipukul ombak dan gelombang yang bergulung-gulung.

Sifat sabar itu hanya dikaruniakan Tuhan kepada manusia, tidak kepada makhluk yang lain. Sebab, di samping manusia mempunyai hawa nafsu, ia juga dianugerahi akal untuk mengendalikan hawa nafsu itu supaya jangan sampai merusak atau merugikan. Sedang makhluk hewani hanya diperlengkapi dengan hawa nafsu, tidak mempunyai akal. Oleh sebab itu ia tidak bisa bersikap sabar. Malaikat juga tidak memerlukan sifat sabar karena ia tidak memiliki hawa nafsu. Demikian uraian hafsa yang begitu fahamnya dia dengan makna kesabaran. Itulah yang membuat dia selalu tegar sebagai srikandi muslim disegala medan.




Sabar & Ikhlas

Pelajaran terpenting dalam film dan novel fenomenal Ayat-Ayat Cinta. “Allah sedang berbicara kepadamu tentang Sabar dan Ikhlas, begitu terasa sejuk menusuk ketika diucapkan Profesor Abdul Rauf demi melihat Fahry yang sangat terpukul akibat musibah dan derita yang semakin kencang melandanya. Mengingatkan bahwa hidup bukan hanya materi, prestise dan harga diri. Peringatan itu akan segera datang kepada siapa saja yang merasa sombong, bahkan ketika kesombongan hanya berada di dalam hati saja, sebelum ia sempat menunjukkannya dengan aura tubuh.

"Ya Allah, jika memang kehidupan di penjara lebih berarti daripada dunia luar, maka aku lebih memilih tinggal di penjara tapi dekat dengan-Mu daripada aku hidup bersama manusia pendusta"

Kutipan do’a Nabi Yusuf ketika menghadapi dusta dan fitnah akibat ketampanannya.

Sabar dan Ikhlas tidak hanya diucapkan di dunia film dan tulisan saja. Tidak juga hanya sebuah penggalan peristiwa sejarah. Tetapi Sabar dan Ikhlas, harus menjadi landasan utama penciptaan jati diri. Hayati, renungkan dan pelajari makna besar di balik kedua kata tersebut, dan percayalah hidup akan terasa lebih berarti dan menyenangkan, bagi diri maupun lingkungan.

Ikhlas dalam hal apa saja, materi, fisik, harta, hati dan cinta. Masing-masing telah ditentukan porsi terbaiknya. Dia selalu memberikan yang terbaik kepada manusia yang tak pernah lelah berusaha dan berdo’a. I believe it..very very much…

2 Komentar:

Anonymous said...

so amazing...menggetarkan jiwa. sabar dan ikhlas adalah landasan untuk menemukan jati diri. Allah Maha Tahu dan Maha Penyayang. Dia Maha tahu. Semoga kita bisa menjadi orang yang sabar dan ikhlas

Anonymous said...

trima kasih atas pencerahannya. tepat ketika saya tengah diuji soal kesabaran dan keikhlasan. dan tepat ketika dihadapkan pada dua pilihan : melawan proses hukum dengan resiko masuk penjara karena dilibatkan dalam tindakan kriminal atau berkumpul bersama istri dan anak tercinta.
sekali lagi terima kasih, semoga Allah memberkati setiap langkahmu...

 

Vania Ika Aldida Copyright © 2011 by Vania Ika Aldida