June 28, 2010

Kota Tua

Hari ini gue main ke Kota tua, start jam setengah 8 pagi gue sama Echa ketemuan di Halte Busway Pasar Rebo. Enggak langsung naik Busway, jam setengah 9 kita baru naik busway. Dari ajm 8 sanpai setengah 9 kita ngobrol-ngobrol dulu. Si Echa curhat tentang pacar si Erdi, juga gebetannya jaman SMP namanya "Asgar" (Nama disamarkan! hehe) dan gue pun cerita tentang pacar gue Razal.

Jam setengah 9 kita baru berdiri dan jalan menuju busway, berdiri dari Pasar Rebo sampai Kp. Melayu. Untung dari Kp. Melayu sampai Pal Putih kita duduk hehehe Nah, kita transit di Pal putih dan ngelanjutin transit ke Harmoni, dari Harmoni baru kita sampai di Stasiun Kota.

Sesampainya di Stasiun Kota, gue dan Echa pun jalan lewat jalanan Bawah tanah menuju ke Museum Fatahillah. Sampai di Museum Fatahillah kami pun berfoto-foto sebelum akhirnya kami tawar-menawar dengan abang-abang yang menyewakan sepeda untuk berkeliling wisata kota tua, mulai dari Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Jembatan Kota Intan (Jembatan Merah), Toko merah dan terakhir kembali lagi ke Museum Fatahillah.



Setelah tawar menawar harga sewa sepeda, kami pun sepakat dengan harga 50 ribu untuk 2 buah sepeda sekaligus menyewa abangnya untuk menjadi pemandu wisata kami. Dan kami pun langsung berangkat menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Perjalan ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa benar-benara mengerikan. Selain banyak sekali Truk-truk besar yang menuju Pelabuhan, motor-motor yang melintas-pun tidak mau mengalah kepada pengguna sepeda, karena jalan ke arah Pelabuhan itu sedang diperbaiki, maka di perempatan Pelabuhan diadakan sistem Buka-Tutup.



Di Pelabuhan Sunda Kelapa ini kami diberikan pengetahuan oleh abang sepeda tentang asal muasal nama Sunda Kelapa, dan tentang Sejarah Kota Jakarta. Tak lupa, kami pun berfoto-foto disana.



Setelah dari Pelabuhan Sunda Kelapa, kami pun melaju dengan sepeda kami ke Museum Bahari. Biaya yang dikeluarkan untuk masuk kedalam Museum Bahari sangatlah murah. Hanya sebesar Rp. 2000,- saja.



Disana Abang sepeda pun menjelaskan beberapa barang pada jaman dulu yang masih dengan baik dijaga di museum tersebut. Seperti kail ikan, peta pulau dan sebaginya. Di Museum Bahari juga terdapat Relief yang dibuat dengan menggunakan Gabus. Namun jika dilihat dari jauh, tidak tampak seperti Gabus.



Abang sepeda itu pun menjelaskan tentang sebuah Lukisan Foto wanita (sepertinya itu CUt Nyak Dien) yang ada di lantai 2. Dia berkata, "Ini dulu tempat syuting Dunia Lain". Saya pun merasakan hawa yang berbeda begitu masuk kedalam ruangan itu. Dingin dan tampak Mistis. Begitu kami keluar dari ruangan itu, abang sepeda itu pun berkata "Coba deh di cek lagi foto yang tadi didepan lukisan, ada gak gambarnya" begitu gue cek ternyata "ADA". Abang itu pun hanya senyum-senyum. Dan GUE SANGAT YAKIN! Kalau sampai foto di lukisan itu tidak ada, pasti kita akan mendapatkan MALAPETAKA! Entah di datangi ataupun di bunuh! Hahahaha



Kami pun turun ke lantai bawah museum. Ke halaman Belakang. Kami sempat berfoto-foto di kapal yang sebenarnya tidak boleh dinaiki oleh pihak museum hehehe






Setelah itu kami melanjutkan ke Jembatan Kota Intan. Disana pun abang sepeda menjelaskan sejarah Jembatan itu. Dan kami hanya membayar se-Ikhlasnya untuk pihak pengelola Jembatan Kota Intan.



Final Destination, Toko Merah.
Gedung ini sudah ditutup, dalmnya pun kosong, jadi kami hanya bisa berfoto-foto didepan gedung ini saja. Konon dulu kata si Abang sepeda, pernah ada beberapa perusahaan yang menyewa gedung ini. Namun tak sampai lama, perusahaan itu pun pindah. Mungkin gedung ini menyimpan banyak misteri pada jaman dahulu kala hihihihihihii



Setelah itu kami pun kembali ke Museum Fatahillah. Dan membayar biaya jasa Abang sepeda sekaligus memberikan Tip kepada si Abang yang sangat ramah sekali dan banyak senyum hehehehe

Sepulangnya dari Kota Tua, kami naik Busway lagi dari Stasiun Kota menuju Matraman, karena si Echa mau mampir ke 711. Nah, hehehehe Pas kita naik Busway, busway nya penuh. Gue berdiri lagi deh di deket pintu. Dan MAS-MAS BUSWAY NYA GANTENG PARAH! Namanya "Danang Setya" (nama asli bukan editan!) hahahahaha Sepeprtinya gue ke Gep ngeliatin dia pas lagi senyum ke ibu-ibu yang nanya jalan. Dan dari situ dia ngeliatin gue mulu hahahaha

Waktu itu gue berdiri di pintu sebelah kiri dan dia di kanan, TERNYATA busway ke arah Matraman ini tidak hanya membuka pintu di Kanan saja, namun juga membuka pintu di Kiri. Eh, Si Mas Danang Setya ada disebelah gue HAHAHAHAHAHAHA (*tertawa licik! Disini gue sama sekali enggak inget Razal! Serius! Hehehehe) Busway pun penuh BANGET! Sesek gue pingin pingsan. Karena bau-bau dari orang-orang bersatu padu menjadi satu didalam Busway ini -__-"

Tiba saat ketika Mas Danang Setya harus pindah lagi dari pintu Kiri ke Pintu Kanan. Weheeeyyyy.. Ini yang paling gue suka! Di berdiri didepan gue sambil bilang "permisi pak, bu" hehehe Tangan gue kan pegangan eh dia (dengan sengaja atau enggak gue gak tau) megang pegangan yang gue pegang juga Hahahahaha *jadi enak!*

Tapi enggak lama, gue harus turun di Halte Matraman, huhuhuhuhuhuu
Gue rela deh mengarungi Jakarta dan berdiri di Busway asalkan PAM Trans Jakarta-nya Mas Danang hehe


2 Komentar:

iichaicha on June 30, 2010 at 8:16 PM said...

hahahahahha.. kenapa si erdi sama "asgar" kebawa?
ngakak deh gue bacanya!
tapi pas bagian foto bareng "itu" gue langsung merinding.. hiiiiii
ciieee, temen gue naksir mas" busway lhooo!!!

Vania Ika Aldida on June 30, 2010 at 10:33 PM said...

Huahahahaha kan sesuai dengan apa yang kita bicarakan di halte busway pasar rebo sambil memandangi buah2an segar hahahahahaa
Serem abis, gue ngeri pas malemnya tuh! Kikikikikk
Iya nih, please hadiahin gue Aa' Danang dong!

 

Vania Ika Aldida Copyright © 2011 by Vania Ika Aldida